Sunyi pagi 03 November 2015 hari ini jam 6.30 pagi aku termenung dipondokku yang berada jauh dari sibukknya aktivitas masyarakat desaku Amborawang Darat. Dipondok ini aku hanya bisa mendengar suara kicauan burung saling bersahutan untuk saling memotivasi dalam mencari makanan untuk kelangsungan hidup mereka.
Dipagi ini aku termenung melihat kearah ufuk timur sembari melihat matahari berangsur meninggi menguatkan sinarnya. Pohon yang masih terselimuti embun pagi seakan enggan menggoyangkan daunnya. Pagi yang dingin pertanda suhu udara siang hari akan terasa panas. Panas yang akan membakar kulit para petani yang bekerja menggarap lahannya.
Betapa indahnya pagi ini ketika sempat hening sejenak melihat aktivitas alam yang ada disekitar kita. Betapa indahnya ciptaan Allah Swt yang telah menciptakan mengatur segala yang dialam semesta ini. Perhatianku pada alam sekitar mengajarkan akan arti bersabar dan bersyukur, pagi yang sunyi dipondokku aku mulai mengerti segala sesuatu mempunyai aturannya masing-masing yang sudah ditentukan fungsinya.
Ketika matahari menyinari bumi mulailah para binatang bangun untuk berburu makanannya dimana antara jam ini, waktu dimana semua sibuk dan pada akhirnya berganti dengan aktivitas lanjutan dari kegiatan hewan lainnya. Kesabaran para hewan untuk menunggu matahari terbit dan kegigihanya mencari makanan yang ada dari alam menyadarkan aku lagi terhadap hidupku sendiri.
Aku sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran yang sempurna tidak pernah mau bersabar akan aturan yang dibuatNya dan aku ikut aturan yang dibuat oleh lingkup masyarakat, keluarga dan diri sendiri. Hanya untuk apa hanya untuk bisa dilihat orang tua dan masyarakat baik.
Kita semua tahu baik hanya bisa dinilai dari diri kita, seperti kita melihat tanaman yang mulai rusak termakan usia atau terserang penyakit, kita hanya bisa menilai seseorang dari kelakuan dan aktivitas ibadahnya ada sesuatu yang sudah kita anggap baik.
Disini aku baru sadar dalam renungkan dipondok ini, baik hanya bisa dinilai oleh hati kita sendiri, jika hati kita berkata belum, maka kita perlu tahu manusia tidak akan bisa kita nilai dari aktivitasnya. Bisa saja aktivitas manusia yang kita lihat sehari-hari tidak sesuai dengan nilai kebaikan, tapi pada suatu masa doa mereka paling banyak didengar karena ketika mereka bertobat, tobat mereka tulus bukan tobat untuk mencari nilai suatu kebaikan yang dinilai untuk orang lain sedangkan diri sendiri menilai belum.
Melihat perkembangan masyarakat modern sekarang ini aku hanya bisa tersenyum ketika semua bangga dengan pekerjaan,gaji,pendidikan dan pangkat yang dia miliki, tapi tidak pernah melihat kesudut pandang dirinya aku ini siapa dan aku ini untuk apa berada disini. Aku ini siapa ketika kita membahas orang yang sudah berkeluarga. Mempunyai pangkat, pendidikan tinggi atau lulusan sarjana ketika dalam keluarga tersebut tidak tahu aku ini siapa, maka bentuk kebahagiaan seperti apakah yang ada dikeluarga.
Hidup harus punya komitmen, namun komitmen bisa dilanggar karena tergerus oleh waktu dan jenuh dengan aktivitas yang ada. Waktu inilah yang akan menjawab siapa aku ini didalam sebuah keluarga tersebut. Jika kamu menjawab aku ini suami maka jika membaca tugas suami dalam berumah tangga harusnya kami bisa sadar menjadi seorang suami resikonya adalah neraka jika gagal dan mengatur keluarga dan istrimu. Ketika kamj tahu kami ini adalah istri harusnya kamu tahu tugas seorang istri dalam rumah tangga. Adakah disebutkan dalam alquran seorang istri membantu suami dalam mencari nafkah.?????. Hanya seorang ibu yang baik dan mempunyai pemahaman yang tinggi yang bisa tahu makna dari kalimat tersebut.
bos kelurahan ambarawang ada info untuk budidaya dan pemasaran singkong gajah..
BalasHapusTerima kasih..
Belum ada gan.
Hapus