Haruskah kita selalu mengeluh???
Ini hanya sebuah cerita hati yang
ingin dinyatakan kedalam bentuk tulisan, sebab jika diceritakan kepada
seseorang mungkin orang tersebut bisa paham bisa juga tidak. Kemudian curhat
kepada manusia juga tidak asik karena mereka berbeda juga pengalaman yang
dirasakan. Walaupun judul ceritanya juga sama. Jadi saya pilih jalan seperti
ini. Terutama yang komentar juga gak ada. Hehe,.
Mengeluh?, yah ini wajar sebagai manusia biasa
dan manusia yang selalu mempunyai kekurangan. Cuman hanya manusia yang pandai
bersyukur saja yang tidak akan pernah mau mengeluh. Jadi manusia seperti apakah
itu. Dan pernakah kalian temui. Saya sendiri belum pernah menemui. Cuman hanya
dari cerita buku, media internet dan lain sebagainya. Ada manusia seperti itu.
Yang selalu jadi pertanyaan dalam
benak saya pantaskah saya mengeluh? Hemmm….berfikir sejenak…jawaban di hati tidak.
Tidak untuk kepada sesama manusia atau mahkluk ciptaan Tuhan. Mengeluh tentang
kesulitan hidup kita kepada manusia hanya akan menambah permasalahan baru saja.
Terutama masalah kesulitan kita akan menjadi bahan pembicaraan kepada seseorang
yang tidak bisa menjaga rahasia. Mengeluh kepada siapa? Sebagai umat beragama
pantaslah kita mengeluh kepada yang menciptakan kita, saya beragama islam mengeluh kepada Allah adalah
yang wajib saya lakukan terutama hari-hari saya penuh dosa baik yang saya
sengaja maupun yang saya sengaja.
Sedikit cerita dalam hal
beribadah, ini hanya sebuah pengalaman keseharian saya dan kebetulan saya
tinggal disebuah kampung didaerah selatan kabupaten Kutai Kartanegara. Dimana kampong
saya di era sekarang tidak mempunyai seorang yang dituakan dalam hal beragama. Ditempat
saya sendiri jarang sekali ada manusia yang adzan untuk sholat. Dan lebih
mencengangkan lagi, yang lebih mengerti agama tidak pernah mau datang kemasjid
dengan berbagai alasan. Saya teringat ketika masih berumur 5 tahunan pada saat
itu masih ada pemuka agama yang paling dituakan dikampung saya. Beliau tidak
pernah meninggalkan sholat 5 waktu dimasjid yang dimana pada saat itu masih
kekurangan dalam segi fasilitas transportasi khususnya. Beliau walaupun jauh
rumahnya dari masjid hujan dan panas tetap saja pergi kemasjid. Tidak tahu apa
yang ada dipikiran mereka mau berkorban untuk itu semua.
Berbeda dengan sekarang yang
fasilitas sudah lengkap jarak 1 km bisa ditempuh dalam hitungan menit dan lain
sebagainya. Tapi kenapa masjid masih aja sepi. Dijaman sekarang ini juga agama
sudah menjadi hal yang bisa menghasilkan uang. Guru ngaji dan lain-lainnya
mendapatkan upah dari jerih payahnya mengajar mengaji. Beda sekali dijamanku
dulu belajar mengaji gurunya tidak pernah mendapat imbalan apapun. Dikasi beras
tidak pernah mau menerima apalagi dikasi uang. Mereka dasarnya adalah iklas
mengajar ilmunya hanya untuk medapat ridhoNya. Lah terus orang sekarang bilang
mendapat ridhonya bagaimana pemahamannya silahkan terjemahkan sendiri
masing-masing.
Dalam hal ibadah, saya bercerita
soal ibadah sholat. Orang yang sholat dimasjid yang biasa tenang dan gak ribut
biasanya bisa menikmati. Tapi coba orang yang sholat udah biasa tenang, apakah
jika dibawa kemasjid yang lingkungannya berisik dan anak-anaknya pada mucil
semua. Apakah bisa tenang, yup harusnya bisa tenang karenakan ibadahnya untuk
Allah bukan untuk mikirkan tenang dan tidaknya dan ibadah sudah siap dalam
kondisi apapun. Kita di Indonesia sudah biasa sholat dalam kondisi aman. Lah suadara
kita yang didaerah konflik masih bisa sholatnya tenang walaupun dalam sholat
mereka bisa saja ada bom yang akan meledak disaat mereka sedang sholat.
Apakah kalian harus mengeluh
sekarang. Saya harap sih tidak ada kata mengeluh, kenapa ditahun 2000an
fasilitas umum sudah bisa dinikmati, seperti telepon, kendaraan. Tapi malah
jaman sekarang ini sering terjadi telat datang kekantor, komunikasi tidak lancar
kok bisa sih. Ya kembali kepada manusianya.
Mengeluh hanya akan menarik energi
negatif yang akan menghasilkan sebuah pemikiran yang negatif juga. Kemudian energi
ini pastinya akan mempengaruhi kinerja tubuh kita dan pola pemikiran kita. Seharusnya
manusia yang mengaku beragama harus punya pemahaman yang baik. Dalam membaca
situasi permasalahan yang dihadapi. Keluhan selalu tujukan kepada penciptamu. Dan
setelah kamu mengeluh rasakan energy yang dihasilkan. Namun jika belum bisa,
selalu mencoba dan terus mencoba untuk mendapatkan energi itu.
Dan kenapa sholat itu ada 5 waktu
dan kenapa ada sholat sunat setelah yang wajib…?? Saya yakin semua sudah bisa
menjawab itu.
Akhirnya saya bisa fresh setelah
menulis ini. Walaupun tulisan dari paragraph keparagrah tidak nyambung. Hehe makasih
yang sudah menyempatkan membaca.
0 komentar:
Posting Komentar